Pages

Sabtu, 28 Juni 2014

Dillema


Tak mungkin ku bisa menjauh,
Tak mungkin ku bisa lari
Bagaimana mungkin ku bisa pergi
sedang bayangmu tepat di hadapanku

Kau bisa menjauh
Kau bisa lari
Kau bisa saja menghilang
Sedang bayangmu tetap di sini

Salahku memasuki tempat yang pantang keberadaan itu
Salahku membuka hati yang haus kasih sayang ini
Inginku biarlah tetap begini
Seperti semua itu tak pernah terjadi

Aku bisa saja jauh
Aku bisa saja lari
Mungkin itu semua bisa saja terjadi
Kalau Tuhan sudah menghendaki.

Jumat, 27 Juni 2014

Elegi


kadang ku melihat semua orang sedang tertawa di belakangku ,tertawa dengan bahagianya sampai urat-urat leher itu nampak juga ikut tertawa, mengapa sebahagia itu kalian di hadapanku ? kusadari kalau wajar saja kalian bisa seperti itu, dengan posisi yang yang aman, punya seseorang untuk berbagi tawa, berbagi kesedihan, kadang ku merasa deburan kedengkian merasuki hatiku yang sejak awal memang kelam , jiwa ini terasa terkikis perlahan bersama waktu melihat kalian semua, aku hanya ingin kebahagiaanku sendiri, apa ada yang salah dengan itu ? ku ceritakan semuanya berharap kalian mengerti, dan hanya tawa yang terdengar. aku hanya ingin tertawa bersama kalian ,bukan menertawakanku.

Kamis, 26 Juni 2014

Pagi yang biasa


awal pagi ini masih seperti yang biasa, ku buka mata , cuci muka dan kembali menatap hampa langit yang siap menumpahkan hujan . kembali ku lirik kelap kelip di telepon genggam seakan memberi tanda . secangkir kopi yang tersisa dari semalam terlihat menggumpal di atas meja.

---- pesan ini lagi ya ?
kataku sambil merebahkan diri kembali ke tempat tidur yang masih hangat.kau yang sejak kemarin dengan angkuhnya keluar masuk dalam mimpiku yang indah kini mengusikku kembali dengan pernyataan yang tidak jelas itu lagi.

---- apa kau masih memimpikanku ? katamu.

Sekali lagi


kembali menjadi inspirasi ketika ku anggap tak mungkin
kembali menjadi mimpi ketika ku anggap hanya ilusi
kau ketuk pintu hatiku ketika ku sakit sendiri
kau buka sedikit demi sedikit seakan itu mungkin

kupandangi kau dengan senyummu dari sudut kamar yang sepi
kupandangi pintu yang tadinya terkunci kini terbuka lagi
kugapai tanganmu yang lembut menarikmu kemari
kuharap ku bisa hidup sekali ini lagi

Mendung tak berarti Hujan


Mendung tak berarti hujan
Begitu juga dengan pelangi

Fenomena menyisakan bukti
Harapanku menyisakan kamu
Hanya kamu , tanpa aku

Dengan sedikit mimpi membuka hati
Arus pedih ibarat badai menghampiri

Takkan kubuka pintu itu lagi
Takkan lagi.